Fimela.com, Jakarta Dalam rangka memperingati Hari Kanker Paru Sedunia 2023, Yayasan Kanker Indonesia, bekerja sama dengan AstraZeneca, Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO), dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dengan bangga meluncurkan ‘Konsensus Skrining Kanker Paru Indonesia.’ Inisiatif terobosan ini sejalan dengan strategi transformasi pelayanan kesehatan Kementerian Kesehatan, yang berfokus pada promotif dan preventif.
Se Whan Chon, Presiden Direktur AstraZeneca, mengatakan dalam sambutan pembukaannya: “Kami merasa terhormat mendapat kesempatan untuk mendukung acara hari ini yang bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dan Asosiasi Pengkajian Onkologi Thoraks Indonesia (IASTO). ) untuk memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan AstraZeneca dalam membantu Indonesia mengatasi salah satu penyakit paling agresif, kanker paru-paru.”
Menurut Se Whan, berdasarkan prevalensi global dari American Lung Cancer Association, terdapat sekitar 500 ribu orang yang hidup dengan kanker paru-paru di Indonesia dan jumlah tersebut bisa lebih tinggi lagi karena Indonesia memiliki jumlah perokok dan perokok pasif yang lebih tinggi. Namun, hanya 4% dari mereka yang hidup dengan kanker paru-paru didiagnosis menderita kanker paru-paru setiap tahunnya, di mana 90% didiagnosis pada stadium lanjut. Se Whan menekankan sangat penting untuk meningkatkan tingkat diagnosis yang rendah dan memperkuat sistem perawatan kesehatan untuk mendukung diagnosis dini dan skrining kanker paru-paru.
“Ketika kanker paru-paru terdeteksi pada stadium 1 dan 2, tingkat kelangsungan hidup meningkat secara signifikan, dan biaya terapi berkurang secara signifikan bagi pasien dan pemerintah,” tambah Se Whan.
Di Indonesia, selama bertahun-tahun kanker paru tetap menjadi penyebab kematian akibat kanker nomor satu dan jumlah kasusnya terus meningkat setiap tahun. Data Globocan 2020 mengungkapkan kenyataan yang mengkhawatirkan untuk Indonesia, dengan 34.783 kasus baru yang terdiagnosis setiap tahun, dan mengakibatkan 30.843 kematian tragis.1
Salah satu tantangan utama untuk kanker paru adalah lebih dari 90% pasien kanker paru terdiagnosis pada tahap lanjut. Hal ini mengakibatkan biaya pengobatan yang lebih tinggi, tetapi yang lebih penting adalah salah satu faktor penyebab utama tingginya angka kematian pasien.2