Edible straw merupakan terobosan terbaru berupa sedotan yang bisa dimakan sehingga bisa jadi solusi untuk bantu kurangi sampah plastik. Tahukah kamu, sampah plastik menjadi ancaman untuk lingkungan karena sedotan plastik termasuk sampah yang sulit terurai.
Menurut Divers Clean Action dalam laman National Geographic Indonesia tahun 2018, diperkirakan penggunaan sedotan di Indonesia lebih dari 93 juta batang per hari. Oleh karena itu, inovasi sedotan edible cukup menarik untuk terus dikembangkan.

Sedotan Ramah Lingkungan
Edible straw merupakan sedotan yang bisa dimakan. Sedotan ini ngga terbuat dari bahan polypropylene dan polystyrene seperti sedotan plastik pada umumnya. Sedotan ini biasanya terbuat dari bahan alami yang aman untuk dikonsumsi.
Apabila tidak dimakan, sedotan akan mudah terurai. Namun, disamping itu, harganya terbilang lebih mahal daripada sedotan plastik biasa. Sedotan plastik biasa harganya dibawah Rp5.000 per 120 sedotan, sedangkan edible straw bisa Rp40.000 — Rp60.000 per 120 sedotan.
Karakteristik Edible Straw
Karakteristik edible straw hampir sama dengan sedotan plastik, bentuknya sama yakni silinder tanpa tutup, tidak berbau, warna-warni, teksturnya halus, dan sebelum digunakan pada air teksturnya keras dan crunchy.
Namun, selang waktu 2—4 jam di air dingin, teksturnya akan mulai lembek. Apabila sedotan masih agak keras dan kamu gigit, maka potongan sedotan biasanya tidak mulus dan sedikit tajam. Jadi, sebaiknya hindari menggigit ketika masih keras, jika ingin mencoba memakan sedotan, tunggu hingga lembek.
Sedotan juga hanya bisa untuk sekali pakai. Edible straw tidak memiliki rasa alias hambar sehingga tidak memengaruhi rasa minuman. Memang tidak semua orang bisa menerima rasa edible straw ini, tapi positifnya adalah limbah sedotan ini ramah untuk lingkungan.

Varian Edible Straw
Banyak studi yang membuat inovasi sedotan edible dari bahan tertentu. Hasil studi dari Jurnal Pangan dan Agroindustri membuat inovasi sedotan dari pati ubi jalar kuning, dengan hasil uji ketahanan air sekitar 63-72 persen.
Penelitian lain dari Jurnal Industri Teknologi Pertanian mencoba membuat sedotan edible dari buah dan kulit nanas. Penelitian dalam jurnal Paper and Biomaterials juga menunjukkan bahan berpotensi untuk edible straw, seperti protein zein dari jagung, beras, dan biji-bijian.
Namun, studi Paper and Biomaterials juga memaparkan sedotan dengan bahan tersebut masih perlu peningkatan. Sementara itu, varian edible straw yang sudah banyak terjual di pasaran dan banyak digunakan pada bisnis Food and Beverage yaitu, rice straw atau sedotan yang terbuat dari bahan tepung beras.
Kamu bisa bantu kurangi sampah plastik dengan menggunakan edible straw, variasinya memang masih terbatas, penelitian terkait pun masih terus dikembangkan. Namun, kamu bisa dengan mudah mendapatkan varian edible rice straw dari tepung beras. Sahabat Sehat tertarik untuk mencoba?
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP