Thailand identik dengan cita rasa khas kulinernya yang segar, pedas dan asam seperti tom yum, pad thai, dan lain-lain. Tak ketinggalan dessert khas Thailand, yaitu mango sticky rice. Hindangan ini terdiri dari beras ketan yang dimasak menggunakan santan dan dikonsumsi bersama potongan mangga yang manis.
Mango sticky rice telah ada sejak periode kerajaan Ayutthaya (1569-1767) dimana warga Thailand gemar mengonsumsi hidangan manis seperti mangga. Keberadaannya tercatat hingga tahun 1800-an dimana pada masa itu beras ketan sebagai salah satu makanan pokok dikonsumsi bersama mangga. Hingga kini, hidangan ini telah berhasil dikenalkan ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Apa sih istimewanya hidangan ini?
Hidangan ini memberikan kesan khas wilayah tropis karena menggunakan buah tropis dan santan yang berasal dari kelapa. Hal inilah yang menjadikan cita rasa mango sticky rice sangat familiar dan mudah diterima oleh lidah masyarakat Indonesia. Perpaduan rasa gurih dari campuran beras ketan dan santan, serta rasa manis dari mangga dapat memanjakan lidah. Selain itu, hidangan ini dapat dijadikan sebagai sarapan, makanan selingan, maupun perayaan tertentu.
Makan Mango Sticky Rice menyebabkan diabetes?
Beras ketan sendiri merupakan sumber karbohidrat dan energi utama. Namun jika berlebihan dapat menyebabkan peningkatan gula darah, karena kandungan pati dari beras ketan lebih cepat diserap dalam pencernaan.
Namun, beberapa referensi menyatakan bahwa pengolahan beras ketan dengan penambahan sumber lemak, seperti santan dapat membantu memperlambat penyerapan, sehingga gula darah lebih terkontrol. Santan sendiri tidak mengandung kolesterol, namun kandungan lemak jenuhnya cukup tinggi, sehingga penggunaannya perlu dibatasi.
Mangga sebagai highlight, menyajikan beragam kandungan gizi seperti vitamin A, B, C, K, kalsium, zat besi, dan kalium. Meskipun rasanya sangat manis, mangga masih terbilang aman untuk penderita diabetes. Kandungan antioksidan (anti-radang) yang tinggi dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan menangkal radikal bebas. Kandungan serat dalam mangga juga dapat membantu mengontrol gula darah.
Walau demikian, penderita diabetes diharapkan tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Dianjurkan untuk mengonsumsi mangga 100-150 g/hari (½ buah). Umumnya jenis mangga yang digunakan adalah mangga harumanis (serat 1,7 g/100 g). Namun, untuk mendapatkan serat yang lebih tinggi maka dapat diganti dengan mangga manalagi (serat 11,8 g/100 g) yang juga tidak kalah manisnya dan lebih ekonomis. Jadi bukan dilarang ya Sahabat Sehat, melainkan dibatasi jumlahnya.

Sayangnya buah mangga ini bersifat musiman, sehingga seringkali sulit ditemukan atau terjadi lonjakan harga. Sebagai alternatif, sahabat sehat dapat menggantinya dengan buah lain yang lebih mudah diperoleh dan tidak kalah lezat serta bergizi, seperti strawberry, nanas, pisang, dan buah naga.
Cara sehat mengonsumsi Mango Sticky Rice
Dalam satu sajian mango sticky rice mengandung energi 645 kkal, protein 9,5 g, lemak 30,3 g, 87,3 g, serat 3,45 g dan vitamin C 8 mg. Kandungan energinya cukup tinggi ya Sahabat Sehat, bahkan setara dengan kalori makan utama. Jadi, kalau ingin mengonsumsinya sebagai snack, perlu membatasi porsinya. Solusinya Sahabat Sehat dapat mengkreasikannya dengan membuat ‘Sushi’ Mango Sticky Rice, yaitu membentuk adonan ke dalam bentuk sushi yang berukuran kecil. Selain itu, untuk mengurangi kalori, Sahabat sehat dapat mengurangi penggunaan gula pasir dan mengganti santan dengan santan cair, ya.
Ditulis Oleh :
Putri Rahmawati Nento, S.Gz
Mahasiswa Profesi Dietisien
IPB University