Kontaminasi timbal merupakan salah satu cemaran yang perlu Sahabat Sehat waspadai. Timbal yang menumpuk pada tubuh bisa memberikan efek negatif. Menurut data WHO 2019, hampir setengah dari 2 juta kematian akibat paparan zat kimia disebabkan dari timbal.
Banyak paparan timbal seperti dari debu, makanan, alat masak dan makan, air, udara, dan lain sebagainya. Sementara itu, ada studi yang menyatakan adanya risiko kontaminasi logam berat timbal pada pengolahan kaldu tulang atau bone broth, seberapa banyak kontaminasinya? Apakah berbahaya?
Kontaminasi Timbal pada Kaldu Tulang
Manusia sendiri menyimpan timbal pada jaringan lunak dan tulang. Lantas, apakah tulang hewan juga terpapar dan menyerap timbal? Apakah nantinya tulang melepaskan timbal sehingga mengontaminasi masakan, seperti kaldu? Ya, kontaminasi logam timbal dalam kaldu bisa berasal dari air dan bahan tulang itu sendiri.
Penelitian seputar kontaminasi pada kaldu tulang telah dipaparkan dalam hasil studi Jurnal Medical Hypotheses tahun 2013. Studi tersebut menunjukkan bahwa kandungan timbal dari air keran saja sekitar 0.89 μgL, kaldu daging ayam tanpa tulang 2,3 μgL, kaldu tulang ayam 7,01 μgL, serta kaldu dari tulang dan kulit ayam sekitar 9.5 μgL.
Apakah Kontaminasi Timbal Berbahaya?
Menurut peraturan BPOM tentang Persyaratan Cemaran Logam Berat Dalam Pangan Olahan, batasan cemaran timbal untuk air mineral adalah 0,01 mg/L dan untuk olahan daging sekitar 0,50 mg/kg. Sementara itu, menurut the US Environmental Protection Agency, batasan timbal air minum yaitu, 15 μg/L. Jadi, apakah bahaya?
Berdasarkan standar tersebut, kandungan timbal pada kaldu tulang ayam masih dalam batas jumlah yang aman, yakni di bawah 0,50 mg/kg. Penelitian lain dalam jurnal Food and Nutrition Research (2017) juga menunjukkan kadar timbal untuk beberapa produk kaldu komersial masih dalam batas aman, yaitu rerata 1,73 μg/L.
Bahaya Akumulasi Timbal
Meskipun masih dalam batas aman, Sahabat Sehat tetafp perlu mewaspadai adanya dampak negatif untuk kesehatan dari akumulasi timbal dalam tubuh. Bukan hanya dari kaldu tulang, tetapi dari makanan lainnya, termasuk paparan lain selain makanan seperti debu, air, dan bungkus makanan.
Timbal berbahaya bagi semua individu, terlebih ibu hamil dan anak-anak. Menurut WHO, anak dengan status kurang gizi juga lebih rentan terhadap efek timbal. Timbal bisa memengaruhi fungsi saraf, ginjal, pembentukan sel darah, serta pada-anak menyebabkan gangguan perilaku kognitif dan perkembangan otak.
Sahabat Sehat bisa melakukan pencegahan untuk meminimalisir efek dan kontaminasi timbal dari makanan, seperti jaga kebersihan, menyimpan makanan dalam wadah bersih tertutup, cuci tangan sebelum makan, serta konsumsi makanan tinggi kalsium dan zat besi guna mengurangi penyerapan timbal dalam tubuh.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
About the Author
