Waspadai Sindrom Dispepsia Saat Lebaran

Setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Jam makan pada saat sahur dan buka puasa, menjadikan konsumsi jadi lebih terbatas. Sedangkan, saat lebaran pola makan kembali seperti semula atau bahkan bisa menjadi berlebihan. Kondisi ini bisa menyebabkan dispepsia loh, Sahabat Sehat!

gejala dispepsia
Foto: Freepik.com

Apa itu dispepsia?

Sekumpulan gejala yang terjadi disaluran pencernaan dan sering dialami oleh masyarakat ditandai dengan rasa tidak nyaman dibagian ulu hati, disebut sebagai dispepsia. Kasus terjadinya sindrom dyspepsia cukup banyak ada 30-40% di dunia dari jumlah populasi. 13-40% kasus dispepsia terjadi di dunia, berdasarkan hasil data dari Organization tahun 2016. Sedangkan di Indonesia sendiri ditahun 2020 adanya peningkatan kasus terjadinya dispepsia diseluruh penduduk Indonesia menjadi 11,3%, dari 10 juta jiwa menjadi 28 juta jiwa.

Gejala dispepsia

Gejala yang muncul jika kamu mengalami dispepsia yaitu saat makan merasa cepat kenyang, sering kentut, makan porsi normal tetapi terasa penuh setelah makan, tidak bisa menghabiskan makanan dalam posi banyak dan rasa panas hingga panas seperti terbakar pada lambung dan kerongkongan, mual dan muntah.

Faktor yang mempengaruhi

Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya sindrom dispepsia di antarnya kebiasaan makan yang kurang tepat, seperti mengunyah sambil berbicara dan makan terburu-buru tanpa dikunyah dengan baik dan adanya ganguan pada pergerakan pilororoduodenal dari saluran pencernaan bagian atas yaitu lambung, esofagus, maupun usus halus bagian atas.

penyebab dispepsia
Foo: Freepik.com

Selain itu, juga bisa akibat mengkonsumsi makanan atau minuman pemicu dispepsia, seperti minuman bersoda, minuman beralkohol dan kopi. Kedua jenis minuman tersebut dapat mengikis dan mengiritasi permukaan lambung. Dipepsia juga bisa terjadi apabila Sahabat Sehat sedang mengonsumsi obat penghilang nyeri, seperti ibuprofen, aspirin dan lain-lain.

Cara mencegah dispepsia

Mencegah sindrom dispesia dengan membiasakan makan dengan porsi kecil dan tidak terburu-buru. Jika ingin makan lagi, berilah jeda 4-5 jam untuk makan yang selanjutnya.

Selain itu, kamu juga dianjurkan untuk menjaga pola hidup sehat, seperti hindari merokok, mengelola stres dengan baik, menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, hindari konsumsi obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung.

Sahabat Sehat makan dengan tidak terkontrol menjadi salah satu penyebab utama terjadinya sindron dispepsia ini. Oleh kaena itu, tetap perhatikan porsi makan ya!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Adrian, K. 2020. Sindrom Dispepsia, Seperti Ini Gejala dan Cara Mengobatinya. https://www.alodokter.com/sindrom-dispepsia-seperti-ini-gejala-dan-cara-mengobatinya. Diakses 20 April 2023.

Andini, R., & Karyus, A. (2022). Penatalaksanaan Holistik Dispepsia Fungsional pada Wanita Usia 21 Tahun dengan Melalui Pendekatan Dokter Keluarga. http://journalofmedula.com/index.php/medula/article/view/516. Diakses 21 April 2023.

Miftahul, F. F. S. 2021. Apa itu Dispepsia. https://www.herminahospitals.com/id/articles/apa-itu-dispepsia-9a2bf37f-7c0e-4817-a508-80352f10c7e3. Diakses 23 April 2023.

Siloam Hospitals. 2023. Ini 8 Jenis Penyakit setelah Lebaran yang Rentan Terjadi. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/jenis-penyakit-setelah-lebaran. Diakses 20 Aperil 2023.

Zakiyah, W., Agustin, A. E., Fauziah, A., Sa’diyyah, N., & Mukti, G. I. (2021). Definisi, Penyebab, Klasifikasi, dan Terapi Sindrom Dispepsia. https://jurnal.healthsains.co.id/index.php/jhs/article/view/230. Diakses 20 April 2023.

About the Author

Neta Mustikasari

Mahasiswa ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Garut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Journey Blog by Crimson Themes.